Bulan April telah lewat. Bulan Peduli Autis Nasional yang diisi dengan berbagai aktifitas di Ibukota dan berbagai daerah usai sudah. Ada Expo Autis di Jakarta, ada pembagian bunga di Bundaran Hotel Indonesia, ada Outbound ABK di Medan, ada demonstrasi Hasil Karya dan penjualan hasil Home Industri mereka, serta ada Seminar di beberapa kota. Ada seminar kesehatan, ada seminar yang membahas teknik terapi tertentu, ada yang menyuarakan Pentingnya Hak Anak Autis bahkan dalam pertemuan Parents Gathering ada yang mengusulkan Sertifikasi bagi para Guru Anak Autis dan Lembaga Perlindungan Anak Autis.
Negara Qatar yang ditunjuk oleh Dewan PBB untuk menjadi juru kampanye ‘autism awareness ‘ telah melaksanakan tugasnya diawali dengan World Autism Awareness Day (2 April) dan sengaja tidak ditutup walaupun Bulan Peduli Autis sudah lewat karena memang setiap hari kita perlu menyuarakan autism awareness.
Diperkirakan ada jutawan jiwa anak – anak autis di Indonesia. Banyak yang belum mendapatkan haknya secara penuh. Banyak yang tak diinginkan lagi oleh orang tuanya atau dititipkan ke Yayasan Penitipan anak.
Banyak dari anak – anak ini tidak diterima di sekolah formal baik karena kurangnya kemampuan akademis maupun karena mereka berbeda. Banyak yang mengambil program homeschooling (sekolahrumah) dengan harapan mendapatkan ijazah paket kesetaraan yang dikeluarkan Diknas.
Diknas sendiripun sekarang ini sedang mempersiapkan Keputusan Menteri mengenai pedoman bagi pelaku Homeschooling (sekolah rumah) yang akan bermitra dengan sekolah formal, melengkapi keluarnya UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dan PP 19 tahun 1995 tentang _____________________
Anak – anak itu begitu unik. Kadang sulit diduga, kadang mmbuat frustasi, tapi dilain waktu menumbuhkan semangat. Menghadapinya memang memerlukan kesabaran tinggi, ketelatenan, waktu yang cukup, keinginan dan kemauan untuk memahami. Sekali waktu dia terlihat seperti anak manis yang begitu dekat dengan kita. Di lain waktu dia jauh tak teraih.Dia tidak buta, tapi kadang matanya sulit untuk melihat sesuatu yang harus dia lihat. Tidak tahu apa yang dia lihat. Dia tidak tuli, tapi seringkali dia seakan tak mendengar, cuek bebek tidak merespon, membuat kita seperti tak ada. Dia tidak bisu tapi mulutnya seakan sulit membentuk kata – kata (bicara itu susah, tahu ! kata sorang anak lewat secarik kertas)
Seorang anak akan mengatakan (bila ia bisa menulis) bahwa ia tidak tahu kenapa badannya ingin bergerak terus. Padahal ia sangat lelah, lalu iapun menangis karena kelelahan ; tapi badannya tidak bisa diperintah untuk diam.
Anak lain bahkan marah pada tangannya, karena tidak mau menurut ketika diperintahkan untuk menyendok makanan. Setiap anak tentu berbeda, karena tidak pernah ada anak yang sama. Tapi untuk anak – anak ini, perbedaan mereka menjadi begitu penting dan mementukan. Adalah sangat bijak untuk mendekati dan mengenali anak sedalam mungkin sebelum melakukan sesuatu. Karena terkadang teori pun jadi kurang relevan.
Dipanggil Untuk Mencinta
Saya mengajak anda semua mengambil hikmah kisa nyata Chicken Soupnya Jack Cranfield yaitu kisah tentang anak yang sangat isimewa dari surga.
Diceritakan, sepasang suami istri tengah melakukan perjalanan mengunjungi panti rehabilitasi untuk membawa putri mereka yang terlahir cacat, mereka berfikir ini akan mengurangi oenderitaan putrinya yang saat tu sudah berusia delapan belas bulan sekaligus membebaskan keluarganya dari kewajiban mengurus anak cacat. Mereka menduga di panti rehabilitasi nanti putrinya akan merasa lebih baik bla berada bersama anak – anak lain seperti dia. Di tengah perjalanan yang memilukan hati itu, sang istri memutar radio mobil dan tanpa segaja mendengar seorang mantan teman sekelasnya di SMU.
Ia ingat temannya itu seorang anak yang tidak memiliki kaki, sekaran ini menjadi ketua sebuah organisasi yang mempekerjakan penyandang cacat. Ia bercerita tentang masa kanak – kanaknya dan percakapanya dengan ibunya, Ibunya berkata kepada dia, ” Ketika tiba waktunya bagi seorang anak cacat lain untuk dilahirkan, Tuhan dan para malaikat mengadakan sebuah sidang khusus untuk memutuskan kemana ia akan dikirim, akhirnya keputusan pun dsepakati, Tuhan berkenan agar malaikat mengirim anak cacatini kepada keluarga yang dapat menerima cintaNya yakni keluarga yang akan menyayangi anak cacat ini dengan sepenuh hati. Nah, keluarga kita menjadi salah satu pilihannya.
Mendengar kisah ini, sang istri mengulurkan tangannya mematikan radio itu, matanya berkaca – kaca menahan tangis dan ia berkata kepada suaminya, ”kita pulang saja, ternyata putri kita adalah anak yang sangat istimewa dari surga.”
Sesungguhnya banyak cara bagi Tuhan untukmengajarkan ilmunya kepada kita, tidak selalu dari hal – hal yang kita angap positif, bahkan seorang anak cacat ang kita miliki adalah cara Dia ang begitu elok menhadiahkan CintaNya kepada kita.
Ketika saya memikirkan dunia anak – anak ini yang sama sekali tidak masuk akal, barulah saya menyadari semua penderitaan dan kegagalannya, keberaniannya yang teguh menghadapi semua kebingungan. Anak – anak inilah sumber inspirasi dunia.
(Elisabeth Lily)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar